5 Buku Financial Planning yang Wajib Kamu Baca

sumber: freepik.com

Banyak dari kita merasa cemas ketika membahas soal uang—takut salah langkah, takut gagal, atau bahkan merasa sudah terlalu terlambat untuk memperbaiki kondisi keuangan. Tapi tenang, ada harapan. Dan salah satu cara terbaik untuk memulainya adalah dengan membaca buku. Dan berikut ini adalah 5 buku financial planning terbaik yang wajib kamu baca. Jika kamu ingin mendapat review buku dan rekomendasi bacaan berkualitas, silakan kunjungi https://lembarankertas.id/.

1. Rich Dad Poor Dad – Robert T. Kiyosaki

Buku ini bukan sekadar membahas soal keuangan. Ia mengubah cara pandang kita terhadap uang. Melalui kisah dua sosok ayah—satu kaya dan satu miskin—Kiyosaki menunjukkan bagaimana pola pikir bisa memengaruhi keputusan finansial kita seumur hidup.

Buku ini menyentuh hati karena banyak dari kita tumbuh dengan nasihat "belajarlah yang rajin agar bisa kerja di tempat bagus." Tapi Kiyosaki membalikkan logika itu dan berkata, "Belajarlah tentang uang agar kamu bisa membuat uang bekerja untukmu." Sebuah kalimat yang bisa mengguncang emosi siapa pun yang merasa terjebak dalam rutinitas dan ingin keluar dari lingkaran hidup pas-pasan.

2. The Psychology of Money – Morgan Housel

Jika kamu pernah merasa bersalah karena membeli sesuatu yang kamu inginkan, atau merasa cemas karena tidak punya investasi, buku ini seperti pelukan hangat di tengah badai.

Morgan Housel mengajarkan bahwa keputusan finansial sering kali bukan hasil dari logika, melainkan emosi. Ia membahas bagaimana rasa takut, harapan, dan pengalaman masa lalu membentuk cara kita memperlakukan uang. Buku ini tidak menggurui. Ia berbicara dengan lembut, mengajak kita berdialog dengan diri sendiri, dan memberi ruang untuk berdamai dengan masa lalu finansial yang mungkin penuh penyesalan.

3. Your Money or Your Life – Vicki Robin & Joe Dominguez

Apakah uang benar-benar sebanding dengan waktu dan tenaga yang kita keluarkan? Buku ini menantang kita untuk melihat uang sebagai representasi dari hidup kita—dari waktu yang tak akan pernah kembali.

Dengan pendekatan emosional yang sangat kuat, buku ini mengajak pembacanya menghitung ulang nilai hidup, dan menanyakan: “Apakah pekerjaan saya saat ini layak dengan waktu hidup yang saya tukarkan?” Sebuah pertanyaan yang bisa membuat kita terdiam dan merenung dalam-dalam.

4. I Will Teach You to Be Rich – Ramit Sethi

Judulnya mungkin terdengar seperti janji manis belaka, tapi isi buku ini sangat praktis, jujur, dan membumi. Ramit Sethi menyusun panduan langkah demi langkah untuk membangun keuangan pribadi, mulai dari membuka rekening bank hingga mengelola investasi.

Namun yang membuat buku ini istimewa adalah pendekatannya yang penuh empati. Ramit tidak menghakimi kebiasaan boros pembacanya. Ia justru berkata: "Kamu boleh minum kopi mahal, asalkan kamu tahu ke mana perginya uangmu." Buku ini memberi ruang untuk hidup tanpa rasa bersalah, sambil tetap bertanggung jawab.

5. Financial Freedom – Grant Sabatier

Grant menulis buku ini dari pengalaman pribadinya: pernah punya hanya $2 di rekening bank, dan kemudian mencapai kebebasan finansial di usia muda. Buku ini bukan tentang cepat kaya, melainkan tentang membebaskan diri dari rasa takut akan masa depan.

Ia mengajak pembaca untuk memikirkan kembali tujuan hidup, dan bagaimana uang bisa menjadi alat untuk mencapainya. Buku ini penuh semangat, menyentuh sisi terdalam dari rasa cemas kita tentang “bagaimana jika nanti saya gagal?” dan menjawabnya dengan harapan: “Kamu bisa mulai dari sekarang, sekecil apa pun langkahmu.”

Nah, itulah beberapa rekomendasi 5 buku financial planning yang wajib kamu baca. Terkadang kita merasa lelah memikirkan uang. Tapi sesungguhnya, mengatur keuangan bukan hanya soal angka—ini tentang menciptakan hidup yang kita inginkan. Tentang memberi arti pada setiap sen yang kita keluarkan. Tentang bisa tidur lebih nyenyak di malam hari karena tahu kita sedang membangun masa depan yang lebih baik.

Kelima buku ini bukan hanya sumber ilmu, tapi juga teman seperjalanan. Teman yang mengingatkan, menguatkan, dan menuntun kita, bahwa walaupun perjalanan ini panjang dan terkadang menakutkan, kita tidak sendirian.